Para petani baik yang menanam padi, cabe, singkong, jagung
atau pun tanaman lainnya menghadapi berbagai kendala dalam menanam tanaman
tersebut agar dapat dipanen dalam jumlah dan mutu yang memuaskan. Selain
menghadapi kendala dari alam berupa curah hujan, angin, atau banjir, para
petani biasa dihadapkan pada masalah hama dan penyakit yang menyerang tanaman
mereka (Fauziah, 2009).
Sebenarnya keberadaan hama dan penyakit tanaman di areal
pertanian merupakan akibat dari ulah
manusia itu sendiri. Perubahan ekosistem hutan menjadi areal pertanian adalah
salah satu penyebab utamanya. Prinsipnya jika ekosistem tetap terjaga seimbang
seperti ekosistem hutan, tidak aka nada organisme yang disebut sebagai
pengganggu atau perusak tanaman. Di
ekosistem hutan, setiap organisme berada dalam jumlah yang seimbang dengan
organisme lain yang menjadi musuhnya atau pemangsanya sehingga tidak terdapat
satu organisme yang populasinya terlalu besar yang bias menjadi pengganggu atau
perusak bagi tanaman.
Masalah serangan
hama dan penyakit tanaman merupakan penghambat utama dalam meningkatkan
produktivitas pertanian. Diperkirakan sepertiga dari pertanian dunia telah
dirusak oleh lebih dari 20.000 spesies hama dan penyakit yang menyerang tanaman. Kerusakan terjadi, baik di lapangan
pada saat proses budidaya maupun digudang penyimpanan. Kondisi tersebut secara
nyata berpengaruh pada pendapatan petani dan penyedian pangan dunia (Endah,
2005).
A. Pengertian Hama
Tanaman
“Yang
dimaksud dengan hama ialah semua binatang yang mengganggu dan merugikan tanaman
yang diusahakan manusia” (Pracaya, 2003: 5). “Hama tanaman sering disebut ‘serangga hama’ (pest) atau dalam dunia pertanian dikenal sebagai ‘musuh petani’”
(Rukmana, 2002:14). Para ahli pertanian
membuat beberapa versi pengertian (definisi) hama tanaman, diantaranya sebagai
berikut:
1.
Organisme “jahat”
yang mempunyai kemampuan untuk merusak, mengganggu, atau merugikan organisme
lainnya (inang);
2.
Organisme yang “memusuhi” (merugikan) kesejahteraan manusia;
3.
Setiap spesies
organisme yang dalam jumlah besar tidak kita kehendaki kehadirannya;
4.
Organisme yang
merugikan dari segi andangan manusia;
5.
Organisme hidup yang
merupakan saingan kita dalam memenuhi kebutuhan pangan dan pakaian, ata
menyerang kita secara langsung.
Berdasarkan
pernyataan (pendapat) di atas, hama tanaman dalam arti luas adalah semua
organisme atau binatang yang karena
aktivitas hidupnya merusak tanaman sehingga menimbulkan kesugian ekonimi bagi
manusia.
Ada
beberapa golongan hama yang biasanya menyerang tanaman budidaya yaitu: golongan
Serangga, golongan Mamalia, golongan Binatang Lunak, dan golongan Aves (Burung).
Serangga adalah binatang kecil yang memiliki kaki beruas-ruas, bernafas dengan
pembuluh nafas, tubuh, dan kepalanya berkulit keras. Contoh serangga yang
sering menyerang tanaman budidaya adalah belalang, wereng, kutu, ulat, kumbang,
lalat, dan lain-lain. Mamalia adalah mahluk hidup yang memiliki tulang belakang
yang tubuhnya tertutup oleh rambut. Mamalia adalah binatang menyusui, yang
betina memiliki kelenjar mammae (air susu) yang tumbuh baik. Binatang dari
golongan mamalia yang merusak tanaman antara lain: kelelawar, tupai, musang,
tikus, kera, gajah, babi, kijang, beruang, dan lain-lain. Golongan binatang
lunak yang potensial menjadi hama tanaman adalah mollusca dan nematode.
Mollusca atau siput adalah golongan hewan bertubuh lunak dan tidak beruas.
Binatang ini suka mengeluarkan lender, dan aktif makan pada malam hari. Pada
siang hari biasanya bersembungi di tempat teduh dan lembab. Nematode adalah
jenis cacing berukuran kecil dan umumnya
berbentuk silindris. Golongan nematoda ini sering ditemukan pada tempat-tempat
atau habitat yang basah, misalnya dalam air, tanah, tanaman, binatang, dan
manusia. Nematode dapat hidup sebagai parasit dalam tubuh mahluk hidup.
Binatang yang termasuk ke dalam golongan aves tubuhnya ditutupi kulit dan
berbulu, mempunyai paruh, serta kakinya bersisik. Anggota bagian depan berupa
sayap yang digunakan untuk terbang. Meski demikian terdapat pula golongan aves
yang tidak dapat terbang, seperti: kasuari, kiwi, dan burung unta (Rukmana,
2002).
Seluruh
ataupun sebagian tanaman yang terserang hama dapat mengalami penurunan fungsi
atau bahkan tidak berfungsi sama sekali proses metabolisme (fisiologis) pada
tubuh tanaman tersebut, sehingga pertumbuhannya tidak normal dan bahkan
berakhir dengan kematian tanaman. Beberapa contoh akibat serangan hama pada
tanaman adalah sebagai berikut (Rukmana, 2002):
1.
Serangan hama pada
bagian akar tanaman menyebabkan proses penyerapan unsur hara, air, dan
lain-lain terganggu.
2.
Serangan hama pada
bagian batang atau cabang dan rangitng
menyebabkan pengangkutan (transportasi)
zat makanan terganggu atau terhenti sama sekali sehingga tanaman menjadi layu
atau mati.
3.
Serangan hama pada
bagian daun dapat menyebabkan proses fotosintesis terganggu (terhambat).
Serangan hama
pada bagian buah atau biji dapat menyebabkan buah rusak ataupun bijinya hampa.
B. Pengertian Penyakit
Tanaman
“Tanaman
dikatakan sakit bila ada perubahan seluruh atau sebagian organ-organ tanaman
yang menyebabkan terganggunya kegiatan fisiologis sehari-hari. Secara singkat
penyakit tanaman adalah penyimpangan dari keadaan normal” (Pracaya, 2003: 320).
Suatu tanaman dapat dikatakan sehat atau normal jika tanaman tersebut dapat
menjalankan fungsi-fungsi fisiologis dengan baik, sepertipembelahan dan
perkembangan sel, pengisapan air dan zat hara, fotosintesis dan lain-lain.
Gangguan pada proses fisiologis atau fungsi-fungsi tanaman dapat menimbulkan
penyakit.
Rahmat
Rukmana dan Sugandi Saputra (2005: 11) menyatakan,
Penyakit
tanaman adalah sesuatu yang menyimpang dari keadaan normal, cukup jelas menimbulkan
gejala yang dapat dilihat, menurunkan kualitas atau nilai ekonomis, dan
merupakan akibat interaksi yang cukup lama. Tanaman sakit adalah suatu keaadaan
proses hidup tanaman yang menyimpang dari keadaan normal dan menimbulkan
kerusakan. Makna kerusakan tanaman adalah setiap perubahan pada tanaman yang
menyebabkan menurunya kuantitas dan kualitas hasil.
Penyakit
pada tanaman budidaya biasanya disebabkan oleh Cendawan, Bakteri, Virus dan
faktor lingkungan (iklim, tanah, dan lain-lain). Cendawan dapat juga disebut
jamur. Cendawan adalah suatu kelompok jasad hidup yang menyerupai tumbuhan
tingkat tinggi karena mempunyai dinding sel, tidak bergerak, berkembang biak
dengan spora, tetapi tidak mempunya klorofil. Cendawan tidak mempunyai batang,
daun, akar, dan sistem pembuluh seperti pada tumbuhan tingkat tinggi. Bakteri
adalah salah satu jenis mahluk kecil (organisme) yang sebagian besar termasuk
saprofit (numpang hidup di dalam tubuh mahluk lain, tidak merugikan dan
menguntungkan mahluk lain tersebut).
Virus adalah pathogen obligat (hanya hidup dan berkembang biak dalam organisme
hidup). Ukuran virus amat kecil (submikroskopik) dan terdiri atas komposisi
kimia, yaitu protein dan nucleic acid.
Virus bersifat parasitic dan dapat menyebabkan berbagai macam penyakit pada
semua bentuk organisme hidup. Penyakit yang disebabkan oleh faktor lingkungan
biasanya diakibatkan oleh ketidaksesuaian kondisi lingkungan tempat tanaman
tumbuh dengan kondisi lingkungan yang menjadi habitat asli tanaman, sehingga
tanaman tumbuh tidak sehat atau tidak normal. Gejala penyakit akibat faktor
lingkungan biasanya mirip dengan gejala penyakit akibat dari mahluk hidup,
perbedaannya adalah penyakit akibat faktor lingkungan tidak menular (Rukmana,
2005).
Penyakit
tanaman yang merupakan suatu penyimpangan atau abnormalitas tanaman amat
beragam bentuknya, misalnya keriput daun, kuning pucat, bercak-bercak coklat
dan busuk. Akibatnya, tanaman tidak mampu melakukan proses fotosintesis secara
maksimal. Gangguan tersebut menyebabkan gangguan ekonomis, berupa penurunan
kuantitas dan kualitas hasil. Semua bagian tanaman berpotensi diserang penyakit
sehingga tanaman tersebut sakit. Tangkai bunga atau buah berubah warna dari
hijau menjadi kuning, bahkan diikuti dengan terjadinya gugur bunga atau buah.
Akar tanaman kubis-kubisan (Cruciferae) yang membengkak dan berbintil-bintil
mirip “gada” sehingga tidak mampu menghisal air dan unsure hara merupakan
pertanda diserang penyakit akar bengkak.
Setiap
parasit tanaman berkembang dalam siklus kejadian-kejadian yang berurutan dengan
teratur, yakni sebagai berikut (Rukmana, 2005):
1.
Parasit harus
menghasilkan inokulum yang dapat menularkan penyakit ke tanaman yang sehat.
Misalnya, inokulum virus adalah virion, bakteri berupa sel-sel bakteri,
cendawan dengan spora, dan nematode dalam bentuk telur atau larva instar kedua.
2.
Inokulum disebarkan
ke jaringan-jaringan yang peka (rentan). Proses ini disebut “inokulasi”. Agen
inokulasi dapat berupa serangga (untuk virus, bakteri, mycoplasma, dan
cendawan) atau air dan angin (untuk cendawan).
3.
Parasit harus masuk
ke dalam tanaman melalui luka, bukaan
alami (stomata, hidatoda, lentisel), atau menginfeksi langsung pada tanaman.
4. Parasit mulai memparasit dalam tanaman inangnya. Proses ini
disebut “infeksi”.
Siklus kejadian
di atas berulang dengan cepat atau
lambat, tergantung pada kelahiran (natality)
parasit. Oleh karena itu bila tidak dilakukan usaha pengendalian, akan terjadi
penyebaran dan ledakan hebat suatu penyakit (epidemi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar